Jejaring sosial, terkadang membuat banyak hal baru datang dan jadi menyenangkan . . .
tapi kali ini jejaring sosial menjadi hal yang memicu air mata keluar tanpa bisa dicegah, dan entah untuk keberapa kalinya ini terjadi dan entah untuk keberapa orangnya ini memicu lagi hal yang menyakitkan . . .
kali ini lebih dari sekedar tangis, tapi juga luka, sakit . . .
Mungkin aku adalah salah satu perempuan paling tidak bersyukur di dunia ini, aku sudah memiliki cinta yang tulus untuk menjadi imam dunia akhiratku yang menggantikan "DIA" sang pengkhianat di masa lalu namun tetap saja rasa hati ini masih menyimpan "Rasa" yang entah bisa kusebut apa untuk "DIA" . . .
Penasaran, Sakit, Senang, Rindu, banyak hal yang membuat aku tertegun ketika hari itu 4 Januari lalu aku harus dipertemukan lagi dengan "Masa Lalu" yang telah menghilang selama hampir 3 tahun ini . . .
Penasaran, ketika banyak hal yang berkaitan dengan dirinya muncul secara perlahan namun pasti, menggelitik aku si penonton untuk terus menerka segala hal yang sangat aku hafal tentang dirinya.
Sakit, ketika ternyata itu benar adalah "DIA". Ketika aku harus menelan kecewa dengan semua kenyataan pahit yang memang seharusnya sudah kuterima dari dulu, yang seharusnya sudah aku ikhlaskan semenjak 3 tahun lalu.
Senang, karena akhirnya setelah 3 tahun mencari, menduga, menanti,. Aku menemukan DIA lagi yang juga sepertinya mencari dan ingin mengungkapkan sesuatu tentangnya, ingin banyak bertanya tentang aku. Tuhan tolong hapus rasa ini, aku terluka.
Rindu, sungguh aku merindukannya, aku ingin menatap matanya, aku ingin menyentuh pipinya, aku ingin melakukan segala hal yang biasanya kita lakukan.
Tuhan, mengapa cinta pertama begitu berarti untuk tetap berada di hati ? padahal yang bisa kuyakini saat ini adalah semua sikap pengecutnya sudah mendarah daging, sudah menetap sebelum aku bertemu dengannya hingga aku buta pada Cinta yang tidak lagi tulus dan ternodai oleh Hasrat Dunia. Hingga kini hanya ada luka.
Mengapa kenyataan yang dia berikan lebih menyakitkan daripada hal yang aku bayangkan ?
Mengapa kenyataan yang dia berikan lebih menyakitkan daripada hal yang aku bayangkan ?