Jumat, 31 Januari 2014

:: Sooner or Later, Now 31012014 ::

03:45
Dan masih terjaga di detik detik menjelang kumandang adzan, masih menahan sedu yang tertahan sejak siang di perayaan Imlek yang biasanya menimbulkan keceriaan. aku masih berharap tanggal 31 itu tidak pernah ada, aku masih berharap tanggal itu tidak harus kulewati seperti ini.

aku tau, cepat atau lambat ini pasti akan datang, kini ataupun nanti ini akan berakhir, sekarang ataupun besok ini yang akan terjadi padanya - padaku - pada kita. seperti peramal yang bisa merasakannya, aku selalu merasakannya sejak dulu, bahwa dengan kasih dan rasa yang selalu terungkap ada kata yang tak mampu terucap. ada ingin yang tak mudah terlontar. bahwa tujuanmu tidak tertuju padaku, meski hatimu selalu berada tepat dihatiku..

ada batas yang sebenarnya menghalangi aku dan kamu - kita, namun aku selalu berusaha untuk belajar melewati batas itu, meski terlalu lambat untuk melewatinya namun aku berusaha. aku berusaha untuk menjadi aku yang lebih baik dari sebelumnya, bukan karena kamu, bukan juga karena aku.. tapi karena kita.. karena aku selalu ingin melewati batas yang menghalangi kita.. ingin menghapus batas yang selalu kurasakan untuk menjadi kita..
batas yang membuatmu selalu merasa tidak nyaman, batas yang membuatmu selalu merasa bersalah, batas yang membuatmu akhirnya melepaskanku dalam rasa kasih yang menurutmu "dalam"..

entah darimana ini bermula, namun rasamu mampu melenyapkan ketakutanku, perhatianmu mampu menenangkan gundah dan panik ku, kehadiranmu mampu membuatku tertidur lelap, dan tutur bahasamu mampu membuatku sangat ingin melewati batas Kita. mampu membuatku sangat ingin bisa benar - benar berada dalam genggamanmu, genggamanmu yang nyata.

setiap kebersamaan yang kita lalui, selalu kurasakan tatapan mata itu dalam pandanganmu, tatapan mata yang menyimpan asa, tatapan mata yang menahan kata. dan menyebalkannya aku tau apa makna tatapanmu, aku tau apa yang akan terjadi jika aku izinkanmu mengungkapkannya. aku pun sudah memikirkannya sejak lama, memikirkan tentang  kita, memikirkan akan bagaimana kita, memikirkan harus bagaimana kita.. dan buruknya semua pikiranku tidak pernah berakhir dengan kita.. selalu berakhir dengan kata aku - atau kamu.

dengan semua hal itu aku sudah siap, yaa sesungguhnya aku sudah mempersiapkan diri untuk tetap bertahan tanpa kata Kita. namun pada percobaan pertama aku telah gagal, aku tidak mampu dan aku mengembalikan kata Kita. kini pada waktu yang sama sekali tidak aku pikirkan, aku merasakannya.. merasakan seolah dekapan dan tatapan mata itu adalah yang terakhir, merasakan seolah genggaman itu tak akan lagi pernah ada.

andai tidak ada hal lain yang mengganggu waktu terakhir kita sebagai Kita, aku tidak ingin melepaskannya begitu cepat. tidak akan berhenti menatapmu begitu cepat. tidak akan melepaskan genggaman dan dekapanmu begitu cepat. tidak akan diam menahan sedu dan semua kata juga rasa ini sendiri dalam diam. tapi aku bisa apa?? aku pun tidak ingin lagi menjadi bebanmu, menjadi beban rasa yang harus kau tanggung dengan tidak nyamannya selama kita menjadi Kita. tidak ingin membuat kamu menunggu dengan waktu yang lama untuk aku mampu dengan sepenuhnya melewati batas ITU.

aku hanyalah aku yang selalu mengalami kesulitan untuk menahan airmata, untuk menahan rasa dan untuk mengungkapkan kata. aku hanyalah aku yang jadi berubah menginginkan Kita ketika kamu datang dalam gamangnya aku di waktu lalu. aku hanyalah aku yang sudah berusaha keras untuk berubah menjadi aku yang lebih baik demi sebuah kata yang kusebut Kita. aku hanyalah aku yang akhirnya harus menahan sedu untuk tetap menjadi aku - berusaha - merelakan kamu - mengikhlaskan kita. aku hanyalah aku yang masih ingin berkata namun tidak mampu lagi menahan sedu.

aku hanya mampu mengucapkan maaf, mengucapkan kata klise "terimakasih" untuk semua waktu dan rasa yang sempat dilalui. untuk semua tatapan mata dan genggaman tangan yang selalu datang untuk menenangkanku. untuk usapan hangat pada rasa sakit yang sering datang pada hidupku. untuk pelajaran dan kesempatan Revolusi seorang aku. terimakasih untuk membawa keyakinan terhadap aku yang lama untuk menjadi aku yang lebih baik.


Sooner or Later,
aku tau ini yang akan terjadi, 
tapi aku tidak pernah tau jika rasanya akan menjadi sesakit ini,.