Cinta .. menata cinta tak pernah semudah menata meja .. atau buku - buku di rak itu..
yaa yaa .. hanya "yaa" yang bisa menjadi balasan dari semua keluh yang kuutarakan..
bukankah Cinta tulus tanpa pamrih?? yaa, tapi tidak juga tanpa perhatian dan pemberian..
Saat hati meledak kemana saja si Cinta itu?? membiarkan hati terluka sendiri..
ketika air mata ini pecah, kemana saja Sayang itu?? merelakan tangis jatuh pada bantal, bukan padanya..
waktu Dada ini sesak, bersembunyi dimana Rindu?? mengingat keluhan dari rasa sakit ini pun tidak rasanya..
Dinding kamar dan jamur saja bisa saling mengerti tanpa bisa bersuara..
lalu mengapa suaraku saja tidak bisa dengan mudahnya dipahami?
marah, tangis, meminta .. lelah jika harus terus begitu ..
Bisa bertahan sampai saat ini adalah perjuangan..
perjuangan yang harus melewati beberapa peperangan..
Bisa punya niatan dan semangat untuk memikirkan masalah pernikahan adalah batu Loncatan yang besar untuk seorang saya, seorang yang pada Cinta pun masih belum percaya..
lalu mengapa masih tetap bertahan diatas luka?? entah ..
rasa ini terus mendorong seorang saya melakukan banyak hal yang sesungguhnya berada diluar zona saya..
ini keajaiban, setidaknya buat seorang saya..
tapi jika sampai saat ini saya masih lebih sering merasa sendiri..
lalu masih sering menangis dan menahan luka sendiri..
masih juga bertahan dengan kekuatan menyendiri..
untuk apa semua batu loncatan itu?? untuk apa semua perubahan yang menjadi "keajaiban" untuk seorang saya.. untuk apa saya bersenang-senang memikirkan semua hal yang sesungguhnya menyakiti saya..
karena sesungguhnya, saya ingin berbagi..
disaa saat seperti ini, tanpa memerlukan kata "permohonan"..
saya ingin Cinta mengerti, saya terluka, saya tidak ingin sendiri..
Jangan biarkan saya terus terluka dan merasa sendiri..
karena jika semuanya terlanjur tertata seperti sedia kala..
saya akan kembali berpikir,
untuk apa adanya pernikahan jika kita mampu menanggung semuanya sendiri..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar